Sunday, February 8, 2009

Empat Mitos Yang Belum Tentu Tepat

Diambil dari http://talentsmapping.wordpress.com, tentang tips dari Abah Rama (pak Rama Royani) tentang mitos-mitos yang sering kita dengar namun belum tentu tepat untuk kita ikuti....

---------------

Mitos No.1 :
memperbaiki kelemahan akan membuat segala sesuatunya beres
,

Kata-kata populer tersebut mengatakan bahwa:

+ Kalau seseorang dapat memperbaiki kelemahan individunya, maka dia akan menjadi kuat.
+ Kalau kamu memperbaiki kelemahan yang ada diorganisasi maka organisasimu akan menjadi kuat.
+ Pada puncaknya apabila kamu bisa memperbaiki semua kelemahan maka semuanya menjadi sempurna.
+ Sayangnya asumsi ini salah.

Memperbaiki kelemahan hanya akan membuat orang atau organisasi tersebut menjadi normal atau rata-rata saja.

Mitos No.2 :
Biarkan kekuatan mengembangkan dirinya sendiri
,

Apabila seseorang hebat dalam melakukan sesuatu, misalnya matematik, memotivasi orang, mendesain interior, maka terjadilah reaksi refleks: yaitu ”take it for granted” (membiarkannya karena sudah dari sana nya begitu), asumsinya, kekuatan akan berkembang dengan sendirinya.


University of Nebraska melakukan study tentang pengaruh pelatihan terhadap lebih 1000 pembaca di dalam pelajaran speed reading.
Pembaca yang paling lemah dalam test awal mendapatkan 90 kata per menit, sedangkan yang paling hebat adalah 350 kata permenit.
Siapa yang paling banyak prosentasi kenaikkannya setelah dilakukan pelatihan?
Semua orang bahkan periset yang paling hebatpun akan mengatakan bahwa yang paling lemah akan menghasil prosentase kenaikkan paling tinggi.

Hasilnya??
Yang paling lemah menjadi 150 kata permenit (167%)dan yang paling hebat menjadi 2900 kata permenit (830%!!!!!).
Ini menunjukkan bahwa usaha untuk memperbaiki kelemahan hanya akan menghasilkan kinerja rata-rata sedangkan mengembangkan kekuatan akan memberikan kinerja yang luar biasa.

Mitos No.3 :
Sukses adalah lawannya gagal
,

Maksudnya disini adalah saat ini ada kepercayaan bahwa:

+ Sakit lawannya Sehat.
+ Sukses lawannya Gagal.
+ Baik lawannya Buruk.

Padahal bukan demikian. Kekuatan atau Kelemahan, Sukses atau Gagal, Baik atau Buruk, memiliki konfigurasi yang berbeda, memiliki sindromenya sendiri, memiliki pola perilaku yang berbeda.
Akan tetapi masih saja kita tertipu dengan mempercayai bahwa kalau kita bisa menemukan apa yang salah dan memperbaikinya, semuanya akan beres, kalau kita dapat menemukan kelemahan kita, maka kita bisa mengubahnya menjadi kekuatan.
Coba pertimbangan situasi ini:

+ Mempelajari ”broken home” tidak akan memberikan informasi tentang bagaimana membangun keluarga yang kuat.
+ Mempelajari mengapa anak muda memakai Narkoba tidak akan membuat kita mengerti kondisi yang membuat anak kita mengatakan ”say no to drug”.
+ Mempelajari mengapa karyawan hengkang dari perusahaan tidak akan membuat kita mengerti mengapa yang lainnya tetap bertahan.
+ Mempelajari mengapa anak-anak gagal dalam matematik tidak menjelaskan mengapa yang lainnya hebat dalam matematik.

Mitos No.4 :
Semua orang bisa melakukan apapun yang mereka impikan
,

Mitos ini muncul dalam beberapa bentuk seperti berikut:

+ Kalau awalnya anda gagal, coba dan coba lagi.
+ Berlatih membuat sempurna.
+Kalau kamu dapat membayangkannya kamu akan mencapainya.
+ Kalau saya bisa melakukannya, kamu juga pasti bisa.

Kata-kata di atas merupakan bagian dari pelajaran ”kekuatan dari berpikir positif” yang menganjurkan bahwa sukses dapat dicapai, melulu karena kerja keras.
Padahal setiap manusia dilahirkan dengan sangat unik dengan kumpulan bakatnya masing-masing.
Kita bisa (dan harus) mencoba segala macam yang ingin dicoba, akan tetapi sukses jangka panjang hanya bisa diperoleh apabila anda memiliki bakat dasar untuk usaha tersebut, jadi kalimat diawal tadi seharusnya menjadi seperti ini.

+ Anda bisa menjadi apa saja sepanjang kekuatanmu mengijinkannya.
+ Kalau awalnya tidak sukses, coba periksa apakah kamu sedang membangun kekuatanmu.
+ Melatih kekuatan akan membuat sempurna.
+ Kalau anda bisa membayangkan nya dan dapat mencapainya bisa jadi memang di sanalah jalan anda.
+ Kalau saya bisa melakukannya, semua yang memiliki kekuatan yang sama akan bisa melakukannya juga.

Read More..

Arti Bacaan Shalat

Arti Bacaan Shalat

Saya ambil dari http://aisahdoll.blog.friendster.com

Semoga dengan seringnya kita mengerti dan selanjutnya memahami makna bacaan-bacaan di dalam shalat, kita semakin mudah untuk bisa merasakan nikmatnya shalat dan dapat merasakan berkomunikasi dengan Allah SWT.

Wallahu a'lam bishshawab....

-----

Takbir
Takbiratul Ihram – ALLAAHU AKBAR (Allaah Maha Besar)

Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.
(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).



Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)

Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).

Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.
(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)

Adapun Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah sampai menuliskan makna iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin, dalam satu kitabnya yang berjudul Madarijus Saalikin, dimana beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit, maka ia membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa setiap selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya. Subhaanallaah.

Bismillaahirrahmaanirrahiim
(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam)

Arrahmaan, Arrahiim
(Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)

Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin
(KepadaMulah, kami menyembah, dan kepadaMulah, kami mohon pertolongan)

Ihdina, asshiraathal, mustaqiim —> berharaplah dengan penuh harap ketika membacanya.
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)

Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim
(Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka)

Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin.
(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)

Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.

Ruku’

Lalu ruku’, dimana ketika ruku’ ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir dan do’a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala mengucapkan yang itu :

1. Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi.
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
—> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)
—> kadangkala juga beliau membacanya berulang-ulang lebih banyak dari tiga kali, dan sesekali beliau berlebihan dalam mengulanginya ketika shalat lail (malam), sehingga lama ruku’nya hampir mendekati lama berdirinya.

2. Subbuuhun, qudduus, rabbul malaaikati, warruuh.
(Maha Suci Engkau ya Allaah, Pemberi berkah, Tuhan malaikat, dan ruh)

3. Allaahumma, laka raka’at, wa aamantu, wa laka aslamtu,
(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku’ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam (menyerahkan diri).)
anta rabbiiy, khasa’a laka sam’iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa ‘adzhomii, wa fii riwaayah
(Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk)
wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil ‘aalamiin.
(Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam)
(HR. Ad-Dharuquthni)


I’tidal
Maka ketika kita i’tidal atau bangkit dari ruku, sambil mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, maka kita mengucapkan :

Sami’allaahu, li, man, hamida, hu
(Mudah-mudahan mendengar Allah, kepada, sesiapa yang, memuji, Nya)

“Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu
(Yaa Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)

Kadangkala lafadzh diatas beliau tambahkan seperti :
mil assamaawaati, wa mil al ardhi, wa mil a maa shikta, min shai in, ba’du
(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)

Kalimat di atas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)

Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do’a-do’a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu ‘alayhi wa sallaam.

1. Subhaana, rabbiyal, a’laa
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur/Tinggi)
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.

2. Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)

3. Subbuuhun, qudduusun, rabbul malaaikati, warruuh
(Maha Suci, Pemberi Berkat, Tuhan malaikat, dan ruh)

Duduk antara dua Sujud

Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo’a sepertinya do’anya Rasulullaah, dan bacalah do’a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaana wa Ta’ala.
Di dalam duduk ini, Rasulullaah Sallallaahu ‘alayhi wa sallaam mengucapkan :

Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii
(Ya Allaah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)

Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).

Duduk At-Tasyaahud Awal

01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas’ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepadaku :

Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.

Assalaamu ‘alayka * , ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu *, wahai Nabi, dan beserta rahmat Allaah, dan berkatNya.

Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh.

Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah. Wa asyhadu, anna muhammadan, ‘abduhu, wa rasuluhu.
Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah. dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya.

* Hal ini ketika beliau masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan :
Assalaamu ‘alannabiy.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi.

At-Tasyaahud Akhir
Bacaan shalawat Nabi di akhir shalat
Rasulullaah saw. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari’atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.

Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum di kita, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.

Allaahumma, shalli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa, aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, shallayta, ‘alaa ibrahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Allaahumma, baarik, ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, baarakta, ‘ala ibraahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Salam
Cara Mengucapkan Salam
diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa’i, dan Tirmidzi serta dishahihkan olehnya.

“Rasulullaah saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :
Assalaamu ‘alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya),
sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan.
Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan :
Assalaamu ‘alaykum warahmatullaah
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”

Perhatikanlah, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih banyak daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua).

Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau mengucapkan :
Assalaamu ‘alaykum warahmatullaah,
dan pada salam yang kedua beliau mengucapkan :
Assalaamu ‘alaykum.

(Dengan mengetahui arti bacaan sholat, mudah-mudahan ibadah sholat kita makin khusuk, amin…)
Read More..